Wednesday, June 29, 2011

Boys who I wanted to be mine...

1. Boys who are a gentleman.
2. Boys who can sing.
3. Boys who grab you by the waist.
4. Boys who have amazing smiles.
5. Boys who sing their feelings to you.
6. Boys who hold you in their arms when you're sad.
7. Boys who love to cuddle.
8. Boys who send you good morning texts.
9. Boys who judge by personality, not looks.
10. Boys who hug you and never let go.
11. Boys who treat girls with respect.
12. Boys who kiss you on the forehead.
13. Boys who play the guitar.
14. Boys who play the bass.
15. Boys who play the piano.
16. Boys who have a great sense of style.
17. Boys who love to smell your hair while you're in their arms.
18. Boys who open their hearts and let you in.
19. Boys who stick by your side no matter what.
20. Boys who hold your hand without asking.
21. Boys who give you waist-and-neck hugs.
22. Boys who playfully tease you and apologize with a kiss.
23. Boys who say 'I love you' and truly mean it.
24. Boys who are taller than you.
25. Boys who love you and only you.
26. Boys who never give up on you.
27. Boys who give long hugs.
28. Boys who hug you from behind.
29. Boys who kiss you on the cheek.
30. Boys who play football.
31. Boys who walk side by side with you while holding hands.
32. Boys who love to watch movies with you.
33. Boys who really care for you.
34. Boys who have a heart like Bruno Mars.
35. Boys who always try to make you smile.
36. Boys who grab you by the waist and pull you closer to him.
37. Boys who ask you for advice.
38. Boys who tell you they like you.
39. Boys who sing along with you.
40. Boys who are protective.
41. Boys who kiss a girl to shut her up.
42. Boys who give you their clothes to wear.
43. Boys who don't smoke.
44. Boys who don't do drugs.
45. Boys who don't act single when they're taken.
46. Boys who show you off to his friends.
47. Boys who appreciate of every little thing you do.
48. Boys who enjoy having a talk with your parents.
49. Boys who loves animal.
50. Boys who pray 5 times a day and do it everyday.

Monday, June 27, 2011

Dan Kau Baru Akan Menyadarinya Setelah Aku Pergi... (2)

Di mall ini pertama kali gue jalan sama Tata. Teman-teman Tata punya keyakinan dan mungkin juga suatu kebetulan…kalau lo jalan sama gebetan lo ke mall ini, cepat atau lambat lo bakal jadian. Bener kok. Hal itu terjadi pada gue dan Tata.

Pulang dari Mall ini...

“Ta, kamu pakai jaketku atau kita gak jalan pulang…”

Gue sadar, gue udah banyak berubah. Dulu gue sweet ke Tata. Dulu gue yang selalu takut kehilangan Tata. Dulu Tata yang sering menghilang tanpa kabar. Dulu Tata yang selalu jenuh ke gue. Dulu Tata yang selalu mutusin gue. Tapi…itu dulu. Sekarang? Gue yang jahat. Gue yang jenuh. Gue yang mutusin Tata. Padahal, Tata sweet banget sama gue. Gue tau yang dia lakuin tulus buat nyenengin gue. Tata berubah demi gue. Gak pernah lagi buat gue jealous. Tapi gue emang jahat. Setelah apa yang gue lakuin ke Tata, nyakitin Tata, gue juga yang pengen balik lagi sama Tata. Gue dulu gak pernah mau diputusin Tata. Tata selalu ngeiyain setiap gue ngerengek gak mau diputusin. Gue sadar gue jahat. Gue keras kepala. Gue mutusin Tata dan Tata harus mau apapun kondisinya. Tapi, apa iya Tata udah gak mau balik sama gue dan bahagia sama Aam? Semudah itu?

“Lo kenapa masih menyesali semua sih, Bi? Gak guna lo nyesel. Gak akan ngerubah keadaan. Jangan pengen gampangnya aja. Lo nyesel terus Tata iba sama lo, terus mutusin Aam, dan balik sama lo. Gitu mau lo? Lakuin suatu hal! Tata aja gitu ke lo. Mau balikan sama lo penuh perjuangan. Gak inget?”, protes Arin panjang lebar.

Saat itu, Biyan sengaja mengajak Arin dan Echa ke sebuah mall tempat Biyan dan Tata pertama kali jalan. Biyan ingin sharing dengan Arin dan Echa karena merasa tidak mampu menyimpan beban ini sendirian.

“Gak gitu, Rin. Makanya gue kesini. Gue mau nanya sama kalian. What should I do? Apa yang bisa bikin Tata balik sama gue? Gue bener-bener pengen kaya dulu. Gue kangen dia. Gue butuh dia…”

“Bi, let it flow. Gak usah menerka-nerka apa yang bakal terjadi nanti. Ibarat soal tuh, lo gak perlu tau kenapa sebuah pertanyaan itu dipertanyakan, cukup jawab yang menurut kita benar. Setiap masalah tuh ada solusinya, Bi. Hati lo mungkin fokus sama Tata, tapi jangan hidup lo. Belief will strengthen, but hope will weaken. Jalan lo sama Tata lagi misah, tapi mungkin aja degan satu tujuan yang sama nantinya. Cara cari taunya? Keep walking, Bi!”, Echa menasihati Biyan dengan bijak.

“Iya, Bi. Ibarat lo lagi main di wahana cari jalan tuh. Ah gue lupa namanya apa, Bi. Itulah intinya. Lo tuh lagi kepisah sama Tata, tapi nanti lo ketemu juga di jalan keluarnya. Hehehe”, ucap Arin dengan gayanya yang khas. Lemot, lucu, tapi terkadang jadi yang paling jenius.

***

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, pk. 12.43 WIB.

adrianatata@hotmail.com

To : biyan_pradipta@hotmail.com

Subject : Will God bring us back togetha?

16/06/2011, Tata wrote:

Dear, Biyan.

Bi, andai kamu tau. Gak semudah yang kamu bayangkan untuk nerima Aam jadi pacar aku. Hati aku berkecamuk. Aku masih nunggu kamu, Bi, waktu itu… Tapi, aku merasa jadi orang paling bego nunggu kepastian yang gak kunjung datang. Sedangkan, di depan mata aku ada orang bak pahlawan yang sedang berjuang untuk bangsanya. Cuma buat dapetin aku. Penuh pengorbanan. Penuh perjuangan. Dan aku tau itu tulus.

Aku sekarang ngerasain seperti apa yang kamu bilang ke aku waktu itu. Jangan pernah jalanin hubungan cuma karena kasihan. Aku tulus sama Aam. Aku udah terbiasa tanpa kamu. Terbiasa yang berusaha dibiasakan, Bi. Hidup tanpa jejaring sosial cuma demi ngelupain kamu. Aku jadi ansos, Bi. Inbox yang masuk cuma dari Mama, Papa, dan Aam. Demi kamu, Bi. Demi ngelupain kamu. Untuk dapetin kamu balik lagi sama aku butuh perjuangan. Dan untuk ngelupain kamu pun aku butuh perjuangan, Bi. Semuanya gak semudah yang kamu pikir dan kamu bayangkan.

Dan seandainya kamu tau… Aku masih nunggu kamu, Bi.

Love,

Adriana Tata

Do you want to send or save it?

Saving

Saved to the draft!

***

Biyan Rekha Pradipta : Ta, ketemuan, yuk? Gak butuh jawaban kamu sih sebenernya kamu mau atau gak. Aku tunggu kamu di tempat biasa aku nunggu kamu dulu. Kamu pasti tau kan? Aku tunggu sampai jam 8. See you there, Ta! :)

End Chat!

View Chat History…

Biyan…:’) Mau kamu apa sih sebenernya? Ya Rabb, please show me the way.”, batin Tata lalu menghembuskan nafas yang terkandung beban didalamnya.

***

Ilham Putra Abrian : Cinta! Kamu gak kemana-mana hari ini? Enaknya yang jadwalnya kosong. Aku masih di kampus nih. Kamu jangan lupa makan siang ya, Tataku! Oia! Minggu depan aku balik ke Jakarta. Kosongin jadwal ya, Hun! :*

Adriana Tata : Bawel! Belum dibales udah nyerocos. Haha. Aku di rumah aja kok, Babe! Oke sip! Kabarin aja ya. Ngerti lah pacar lo kan sibuknya naudzubillah. Hahahahaha

Ilham Putra Abrian : Pengen banget dingertiin? Hahaha

Adriana Tata : Am…

Ilham Putra Abrian : Ya, sayang?

Adriana Tata : Kamu sayang banget sama aku ya?

Ilham Putra Abrian : Eng…gak. Hahaha ya iyalah. Emang kenapa, Hun? Kok nanya gitu?

Adriana Tata : Gak apa-apa. Aku juga, Am! Hihihi *bearhug*

Ilham Putra Abrian : Jangan bohong! :) kamu kalau mau ketemuan sama Biyan, silahkan. Daripada jadi penasaran. Toh aku gak pernah larang kamu ketemu sama siapapun kan? Asalkan izin. Aku percaya kamu kok, Ta! :*

Adriana Tata : Hah? Emang aku bilang mau ketemu Biyan? (pending)

PING!!!

PING!!!

PING!!!

Where r u, Hun? Kok pending sih?

Tau darimana Aam tentang Biyan? Apa mereka udah kerjasama? Atau emang dasarnya instink Aam kuat? YaAllah, kenapa gue jadi berasa main Amazing Race sih, mesti cari clue ini itu buat sampai di titik finish. *Sigh!*

***

Rumah Tata, pk 14.30 WIB.

New Broadcast Message

Message:

Girls! Ke rumah gue jam 3an bisa gak? Penting banget!

Category:

MyGirls. Select all. Send!

Eriska Sandra M : Hadir, Boss! Arin juga lagi sama gue kok. Wait for us, Baby! ;;)

Adriana Tata : Oke! No rubber time!

***

Rumah Tata, pk. 15.15 WIB.

“Kenapa, Ta? Something urgent?”, Arin bertanya penasaran.

“Biyan ngajak ketemuan malam ini. Dia nunggu sampe jam 8. Menurut lo gimana?”

“Tanya sama hati lo, jangan sama kita.”, ucap Echa.

“Gue minta kalian kesini buat dapet pengarahan dan saran. Please. Kalau hati gue bisa jawab juga gak akan gue minta kalian dateng kesini. Rrrgh.”, balas Tata kesal.

“Hahaha santai kali, Beb. Gak usah pake manyun.”, canda Arin.

“Sepele sih ini. Cuma yang bikin jadi galau itu.. Aam. Masa pas tadi gue BBMan sama dia dan gue nanya apakah dia sayang banget sama gue, dia nanya kan kenapa gue nanya gitu. Ya gue jawab, gak apa-apa aku juga sayang kamu. Eh dia langsung skakmat gue coy!”, jelas Tata panjang lebar.

“Skakmat gimana maksud lo?”, tanya Echa penasaran.

“Dia langsung bilang ‘Jangan bohong! kamu kalau mau ketemuan sama Biyan, silahkan. Daripada jadi penasaran.’ Man! Dia tau darimana? Biyan sama Aam kerjasama? Atau emang instinknya kuat?”

“Yaudah, suami lo udah ngasih lampu hijau. Kenapa masih lo tolak deh? Mau kejadiannya kaya sebelum lo pergi ke Spore?”, ucap Echa.

“Maksud lo, Cha?”, tanya Tata heran.

“Ya Biyan kan nyia-nyiain lo sebelum lo ke Spore kan. Balik-balik lo udah berubah pikiran. Ya kali aja dia ngajak ketemu lo ini juga karena mau pergi ke suatu tempat mungkin…who knows?”, jelas Echa.

***

Café, pk. 19.50 WIB.

Ta, jadi bener ya dugaan aku? Kamu udah bahagia sama Aam? Semudah itu lupa sama aku? Sama kenangan kita? Apa dengan pergi ke luar negri jadi gampang ngelupain orang yang kita sayang banget? Kalau bener gitu, aku bersyukur, Ta. Kalau kamu gak datang juga malam ini, aku emang udah niat mau ninggalin Jakarta, ninggalin Indonesia. Siap ke Berlin untuk ngelanjutin study aku. Mungkin juga harus siap untuk ngelupain kamu. Ta…tapi jujur, aku berharap kamu datang, Ta. Tuhan…

20 menit kemudian.

I gotta go! Hm…Ta. Salahku besar banget ya sampe kamu pun bener-bener gak dateng malem ini? Ta, aku sayang…

“BIYAAAN!!!”, teriak wanita dari balik kaca mobil. Biyan yang hendak memakai helm dan siap pergi dengan motor besarnya mendadak terhenti dan terkejut.

“Ta…”

‘Bi, sorry telat. Hehehe.”

Tanpa pikir panjang Biyan langsung memeluk Tata saat itu.

“Aku pikir kamu gak akan dateng, Ta. Please jangan pergi dari aku. Please balik lagi sama aku.”, rengek Biyan seperti biasa. Rengekan yang membuat Tata terenyuh dan selalu luluh.

“Masuk dulu deh yuk. Gak enak deh ngomong serius sambil diri begini.”

“Ta…would u be my everything? Would u come back with me again? Ta…”

“Kaya anak kecil nih. Mau balon? Mau permen kaki?”

“Ta, aku gak becanda ah. Tau gak? Kalau kamu gak dateng malam ini, mungkin kita gak akan ketemu untuk jangka waktu yang panjang. Atau ketemunya di bandara kaya di sinetron-sinetron. Gak ketemu juga bisa. Soalnya pas kamu dateng, pesawat aku udah boarding.”

“HAHAHA Biyan mau jadi pelawak sampe ke luar negri? Mau gantiin Mr. Bean?”

“Serius. Aku mau lanjutin S2 di Berlin.”

“Itu apa, Bi?”, Tata mengalihkan pembicaraan dengan menunjuk suatu kotak kecil yang dipegang oleh Biyan.

“Kalung, Ta. Buat kamu…”

“Aku gak lagi ulang tahun kali, Bi. Kalung yang kamu kasih ke aku pas aku sweet seventeen juga masih ada kok. Hihihi.”

“Jadi, kamu nolak?”

“Gak sekarang, Bi. Kamu tau kan aku masih sama Aam. Biarin aku pikirin ini dulu, ya Bi. Oke?”, tolak Tata dengan halus.

“Oke.”, jawab Biyan lemas.

“Oia besok ke rumahku bisa gak, Bi? Ada job buat kamu. Udah lulus kan dari gelar mahasiswa S1 jurusan arsitektur? Jadi, pasti sanggup lah ya. Hihihi. Oke?”

“Ohya? Oke sip pasti aku dateng. Jam berapa Hun?”

“Abis Dzuhur aja, sama Echa sama Arin juga. Biar rame. Hehehe”

***

Rumah Tata, pk. 13.30 WIB

“Ta, udah selesai ini aku kirim kemana?”

“Kamu buka email aku aja, Bi. Kamu typing aja ‘ad’. Kirim ke email itu. Cuma dia kok yang emailnya depannya ‘ad’ di contact list email aku.”

“Subjectnya?”

“Gak usah diisi.”

Inbox (6)

Folders

Junk (1)

Draft (1)

Sent

Deleted (5)

Biyan memang suka iseng dengan maksud ingin tau. Itulah kebiasaan Biyan saat dulu masih bersama Tata. Ia rela membuat berbagai macam akun di jejaring sosial hanya untuk memantau Tata. Dan ketika ia membuka folder Draft…

Will God bring us back togetha?

Andriana Tata 6/16/2011

To biyan_pradipta@hotmail.com

From : adrianatata@hotmail.com

Saved : Thursday, June 16, 2011 1:15 PM

To : biyan_pradipta@hotmail.com

Saved draft. Continue composing this message| Delete

Dear, Biyan.

Bi, andai kamu tau. Gak semudah yang kamu bayangkan untuk nerima Aam jadi pacar aku. Hati aku berkecamuk. Aku masih nunggu kamu, Bi, waktu itu… Tapi, aku merasa jadi orang paling bego nunggu kepastian yang gak kunjung datang. Sedangkan, di depan mata aku ada orang bak pahlawan yang sedang berjuang untuk bangsanya. Cuma buat dapetin aku. Penuh pengorbanan. Penuh perjuangan. Dan aku tau itu tulus.

Aku sekarang ngerasain seperti apa yang kamu bilang ke aku waktu itu. Jangan pernah jalanin hubungan cuma karena kasihan. Aku tulus sama Aam. Aku udah terbiasa tanpa kamu. Terbiasa yang berusaha dibiasakan, Bi. Hidup tanpa jejaring sosial cuma demi ngelupain kamu. Aku jadi ansos, Bi. Inbox yang masuk cuma dari Mama, Papa, dan Aam. Demi kamu, Bi. Demi ngelupain kamu. Untuk dapetin kamu balik lagi sama aku butuh perjuangan. Dan untuk ngelupain kamu pun aku butuh perjuangan, Bi. Semuanya gak semudah yang kamu pikir dan kamu bayangkan.

Dan seandainya kamu tau… Aku masih nunggu kamu, Bi.

Love,

Adriana Tata

“Tata…”

“Kenapa, Bi? Serius bener ngirim email doang?”, tanya Arin heran.

“Eng…gak. He. Ha. He.”

“Dih gagap lo? Nah kan…pasti lagi ngekepo. Terus melihat sesuatu menakjubkan. Apa sih ikutan dong?”, balas Echa.

“Gak nyangka ternyata Tata…”, Biyan termangu dan tak bisa berkata apa-apa.

***

Seminggu kemudian, Aam kembali ke Jakarta. Aam menyusun rencana agar 2 hari di Jakarta ini tidak sia-sia. Tentu saja maksudnya adalah bertemu sang kekasih, Tata.

Ilham Putra Abrian : Baby. I’m home nih! Kapan kita ketemu? Hihihi kangen banget!

Adriana Tata : Di rumahku aja gak apa-apa kan? Aku lagi gak mood kemana-mana, Am.

Ilham Putra Abrian : Iya, gak apa-apa sayang. Yang penting kan bermakna. Ihiy. ;;)

Adriana Tata : Yaudah, besok malem ya sayang. Aku siangnya mau ke kampus dulu ada urusan. Oke?

Ilham Putra Abrian : Oke deh baby! ;)

New Broadcast Message

Message:

Bi, Cha, Rin! Besok ke rumah gue jam setengah 7 malem. Harus bisa! Oke?

Category:

If they’re not here, I rather die. J. Select all. Send!

Eriska Sandra M : Siap Boss!

Arintya Dinantika S : Iya, nyonya besar. :*

Biyan Rekha Pradipta : Okey, Hun! :)

***

Rumah Tata, pk. 19.10 WIB

“Assalamualaikum.”, Aam datang dengan memberikan ucapan salam.

“Waalaikumsalam.”, ucap Arin, Echa, Biyan, dan Tata serentak.

“Eh ada apa nih rame-rame?”, tanya Aam heran.

“Udah masuk dulu sini. Duduk sini, bey. Kamu mau dibikinin minum apa?”, tanya Tata halus.

“Gak usah. Aku baru aja buka puasa tadi di rumah. Masih full. Ini ada apa deh? Kamu kok gak ngasih tau aku?”, tanya Aam kesal.

Keadaan menjadi hening. Tata sudah tau akan seperti ini jadinya. Tapi, ini resiko yang harus diambil. Konsekuensi yang harus dijalani. Tata tidak bisa berlama-lama seperti ini.

“Kenapa pada diem?”, ulang Aam masih dengan nada kesal.

“Calm down, Hun. Aku bukan maksud mau bohongin atau ngebodohin kamu dengan keadaan seperti ini. Tapi…”

“Tapi apa?”, tanya Aam ketus.

“Lo jangan kasar dong sama cewek, Am.”, sergah Biyan.

“Eh biasa aja gaya lo gak usah sok jadi pahlawan kesiangan deh.’, Aam naik pitam.

“Gue ngajak lo semua kesini bukan buat berantem! PAHAM?”, gertak Tata.

“Sabar semuanya. Gak akan ada yang selesai kalau ngobrolnya pake emosi.”, ucap Echa bijak.

“Gini, Am. Aku cuma mau jujur. Bukan kamu yang salah, Am. Gak ada yang salah sama diri kamu. Hati aku yang seperti ini. Aku juga gak bisa nyalahin hati aku.”, Tata menjelaskan dengan ragu dan dengan berbelit-belit.

“Kenapa, Ta? Mau putus? Kamu ragu kan sama aku? Kamu mau balik sama Biyan? Silahkan, Ta.”, balas Aam dengan lembut.

“Eng…Am. Tapi ini gak seperti yang kamu kira. Aku gak selingkuh kok. Beneran deh!”

“Aku tau. Toh aku juga izinin kamu kan waktu itu mau ketemu Biyan? Aku yang izinin. Aku yang perlahan ngelepas kamu dari genggaman aku, hanya kamu gak sadar. Aku tau bahagia kamu bukan sama aku, tapi sama Biyan. Dari awal aku udah berusaha supaya kamu tetap sama aku selamanya. Tapi aku tetap gak bisa liat itu, Ta. Aku udah sadar. Cuma aku masih sabar nunggu. Mungkin ini cara Allah nunjukin ke aku. Bahwa kamu…emang bukan untuk aku.”

“Am…”, Tata menangis.

“Gak usah nangis, Ta. Aku gak pengen liat kamu nangis. Aku rela kamu sama Biyan. Dari awal niatku kan cuma gak pengen liat kamu sedih, Ta. Toh kita juga masih bakal tetap temenan kan?”

“Am, sorry banget ya, Am. Bukan maksud gue ngerebut Tata dari lo. Gue juga gak nyangka kalau Tata… Ah, Am. Gue sama Tata beneran gak selingkuh kok.”, ucap Biyan penuh rasa bersalah.

“Santai aja kali, Bi. Kalau emang dia bahagianya sama lo kenapa gue harus paksain?”

***

Do u remember me, Am?

Andara Putri Kharisma Add to contacts 6/27/2011

To Abrian Ilham

Dear, Aam.

How r u, Am? Masih inget sama aku gak?

Apa kabar, Am? Aku denger kabar katanya sekarang kamu di ITB ya, Am? Ketemu yuk, Am! Aku kuliah di UNPAD sekarang. So, kita berada di satu kota yang sama.

Please reply this message as soon as possible.

Love, Anda.

***

And this short story is dedicated for my...um he's not mine. But, I do love him. Thanks for the inspiration u gave, N...

Sunday, June 26, 2011

Dan Kau Baru Akan Menyadarinya Setelah Aku Pergi...

Tata’s laptop…

“Signing in…”

Set status into Busy – U’re only gonna break my heart. :’(

Aam’s laptop

Adrianatata is now online.

Aam16 : Halo, Tata!

Adrianatata : Hai! Ini siapa ya? Hehe sorry gue lupa.

Aam16 : Gue Aam, Ta. Emang udah lama gak ngobrol kok. Bertahun-tahun kayaknya. Hehe apa kabar? Kuliah dimana sekarang?

Adrianatata : Hai, Am! Hehehe kurang baik. Gue di UI sekarang. Lo?

Aam16 : Oh gak baik kenapa? Baru patah hati ya? Hehehe :p Gue baru mau masuk kuliah nih. Hehehe

Adrianatata : Hm…iya. :/ Loh? Lo angkatan 2011 ya? Mau masuk mana nih?

Aam16 : Kenapa emang kalau boleh tau? Cerita aja kali aja bisa meringankan beban lo. Gak kok gue 2010. Cuma kemarin gue nganggur setahun. Gue mau ambil ITB sama UI. :D Doain dapet ya, Ta. Ntar jadi satu kampus sama lo deh. Ihiy.

Adrianatata : Hehehe amin. Um…ya gitu deh. Kelakuan kaum lo. Hehe

Adrianatata is now offline. Your message will be sent after she’s signing back.

Aam16 : Yah, Tata kok offline? Padahal gue masih mau chat sama lo.

Adrianatata is now online.

Adrianatata : Sorry, Am. Koneksi gue. Hehehe

Aam16 : Haha yaudah daripada lup-lep gini terus mending BBMan aja. Lo pake BB kan?

Adrianatata : Hahaha okey ya sabi banget lo ngalusnya. =))

Aam16 : Gak ngalus kok. Hehehe :p

Adrianatata : Oke. I’ll give my PIN number, tapi…tebak dulu gue pake provider apa terus gue lagi pake paket apa. Haha crispy abis tebakannya.

Aam16 : XL. Full BIS! Bener gak?

Adrianatata : Heh? Serem abis. Lo peramal ya? Um…bener coy. :/ Haha oke u’re the winner and this is my PIN: 21XXX512.

Aam16 : Haha gampang aja sih gue nebak apa yang gue pake aja kali aja sama. Hahaha. Accept ya Tata…hehehe :D

Adrianatata : Gue ignore for future deh sip! ;;)

Yeay! Itulah awal dari keakraban mereka. Mereka dulu memang sempat bertemu pada suatu acara kompetisi antar SMA. Berlanjut melalui situs jejaring social Facebook, tetapi hanya sebatas berteman saja. Dan akhirnya sekarang jadi rajin BBMan.

Adriana Tata Is now a contact

Ilham Putra Abrian : Hai Tata!!! :D

Adriana Tata : Hai!!! Getol bener langsung nyapa. Hahaha

Ilham Putra Abrian : Haha iya dong. Mumpung ada kesempatan. Hahaha =))

Adriana Tata : Kesempatan apaan nih? :/

Ilham Putra Abrian : Kan ada yang lagi broken heart. Prikitiw…Udah jangan dipikirin coy. Hahaha

Adriana Tata : Hehe makasih ya Am. :)

Semenjak hari itu, hari disaat Aam menyapa Tata di YM, hari disaat Tata berada di contact list BBM Aam, ada rasa yang berbeda di hati Aam. Aam merasa nyaman bercakap dengan Tata. Namun, bagaimana dengan Tata? Gak ada yang tau isi hati Tata. Bisa jadi Tata senang karena ada teman yang menemaninya saat dia kesepian. Atau masihkah Tata berharap pada kepastian yang tak kunjung datang? Mantannya? ...

Suatu hari, Tata sedang hangout bersama teman-temannya dan memilih untuk duduk di salah satu café di dalam mall yang dikunjunginya. Tata hari itu Nampak murung.

“Ta, lo kenapa deh? Kalau ada masalah lo cerita lah sama kita. Jangan bikin kita jadi gak bermanfaat buat lo, Hun!”, Echa memulai percakapan.

“Iya, Ta. Gak biasanya lo kaya gini. Hm…Biyan?”, lanjut Arin sambil berusaha menjadi paranormal.

“Ya siapa lagi sih kalau bukan dia. Hm…gue putus. Sorry, gue baru ngasih tau. Gue masih gak kuat publish ini banget. Masih shock dan jujur masih berharap bisa balik lagi sama dia.”, Tata menjelaskan.

“Demi apa lo? Anjir Biyan serius? Dia gak lagi bikin surprise kaya waktu itu kan?”, Echa bertanya histeris.

“Gue juga mikirnya dia bikin surprise buat anniversary, tapi setelah tanggal anniversary lewat pun dia gak bilang ‘Hai Hun aku cuma ngerjain kamu!!!’, dia malah ngucapin falied anniv juga ke gue. Pait…”, ucap Tata.

“Kok bisa sih? Kenapa lagi?”, Echa bertanya.

“Jenuh. Mau fokus kuliah.”, ucap Tata lemas.

“Alasan klasik!”, Arin membentak.

“Gak gitu, Rin. Gue ngerti kok gue emang bukan jadi penyemangat buat dia. Gue cuma bisa bikin nilai dia ancur dan ngebiarin dia ngisi liburan dengan semester pendek untuk perbaikin nilai. Gue selalu nuntut ini itu. Nuntut dikabarin. Gue sadar gue yang salah. Sebenernya gue gak pengen sampe nyiksa dia begitu. Gue pengen dia juga ngerti kalau pacaran itu saling ngisi. Gue juga butuh semangat dia. Gue butuh kabar dia. Bukan cuma sekedar reminder buat sarapan, makan siang, atau makan malem aja. Cuma kenapa dia gak pernah ngerti. Apa Allah emang gak setuju kalau dia jodoh gue? Terus kenapa Allah nemuin gue sama dia? Kenapa Allah ngebiarin gue ngejalin hubungan sama dia sampe sejauh ini? Kenapa?”, Tata bicara panjang lebar dan berakhir dengan air mata.

“Ta…”, Echa dan Arin memeluk Tata.

“Sabar ya sayang. Biyan jodoh lo kok. Ini cuma cobaan aja kok. Kalau lo sabar nunggu pasti dia balik sama lo. Gue yakin itu. Lo pasangan terfavorit kan. Masa putus? Apa kata dunia? Hehehe.”, hibur Arin.

“Iya udah jangan nyalahin Allah. Mungkin ini cuma cobaan buat lo sama Biyan biar nantinya hubungan lo semakin kuat. Udah ya jangan nangis.”, tambah Echa.

“LED lo tuh, Ta.”, ucap Arin.

Ilham Putra Abrian : Ta, lagi dimana? Ganggu gak?

Adriana Tata : GI. Hehe gak sih biasa aja kenapa?

Ilham Putra Abrian : Eh gue susul ya! See u there! ;)

Adriana Tata : Eh tapi gue gak lama. Gak usah Am. (pending)

“Siapa, Ta?”, tanya Echa.

“Aam. Temen gue. Temen yang selalu nemenin gue saat gue kesepian. Dia kayaknya berharap gue bakal jadi ceweknya dia. Dia tau gue lagi single. Dan dia sekarang mau nyusul kesini.”

“Serius? Gak lo tolak?”, tanya Arin.

“Gimana mau gue tolak, gue bales pending. Hm…gue bingung. Dia belum tau gimana dalemnya perasaan gue sama Biyan. Gue gak mau nyakitin dia nantinya. Aaah gimana dong, guys?”

“Lo yakin dia mau PDKT sama lo? GR kali lo ah.”, ucap Echa.

“Yakin. Gak tau sih. Hehe cuma ngalus mulu coy tiap BBM gue.”, balas Tata.

Ilham Putra Abrian : Lo dimananya, Ta? Gue udah di GI nih.

Adriana Tata : Gue sama temen-temen gue loh. Gak apa-apa?

Ilham Putra Abrian : Gak apa-apa. Ini gue udah di GI. Masa gue sia-sia kesini?

Adriana Tata : kok ini cowok maksa ya… Gue di Magnum Café.

“Maksa bener sih. Errrgh!”, keluh Tata.

“Kenapa, Ta?”, Arin bertanya.

“Ya dengan gue bilang lagi sama temen-temen gue, gue pikir dia bakal batal gitu gak bakal ganggu. Ini malah balik nanya. ‘Masa gue sia-sia kesini?’ Gimana gue gak naik darah. Lagi badmood ditambah badmood.”

“Ya ambil positifnya aja. Ini cowok punya perjuangan buat lo, punya pengorbanan. Daripada Biyan?”, ucap Echa berusaha menenangkan.

“Ah semua cowok mah sama. Awalnya doang berkorban. Kesininya? There’s no guarantee! Nantinya gak menutup kemungkinan dia kaya Biyan. Aaah kenapa sih Biyan giniin gue?”

***

“Tata ya?”, sapa seorang lelaki.

“Iya, siapa ya?”, tanya Tata ragu.

“Gue Aam. Hehe”, ucap Aam sambil mengulurkan tangan.

“Oh. Hehe. Eh iya ini temen gue, kenalin. Yang ini namanya Echa dan yang ini Arin.”

Setelah perkenalan itu mereka pun asik berbincang-bincang. Tentang pertemuan awal mereka saat di acara kompetisi SMA. Pertemuan kembali di Yahoo Messenger. Dan…tentang perasaan Aam.

“Ta, kita ciao dulu ya nanti ketemuan di lobby. Take care!”, ucap Echa dengan senyum yang tersirat suatu makna.

“Eh gak usah pake pergi gitu sini temenin gue dong.”, ucap Tata gugup sekaligus salah tingkah.

Tell the truth about your feelings. Don’t open the door if you don’t want him to go inside.”, bisik Echa

Bye, Honey! Hihihi”, ucap Arin dan Echa kemudian pergi.

“Ta…gimana?”, tanya Aam.

“Hm…gue emang gak pernah jujur kalau ditanya soal kenapa gue patah hati. Seperti yang lo tawarin ke gue waktu itu untuk meringankan beban gue. Gue cuma gak mau orang-orang tau yang sebenarnya tentang hubungan gue dan Biyan sekarang. Mungkin emang gak penting buat lo, tapi ini berarti banget buat gue. Dulu, gue dan dia dapet penghargaan pasangan terfavorit. Itu adalah angket dari 3angkatan. Dan…gue sayang banget sama dia, Am. Masih berharap dia bakal balik sama gue. Gue rela nunggu dia. Dan buat gue, too fast for you to say you love me and too fast for me to fall in love with you. Gak semudah membalikan telapak tangan untuk move on. Semua orang emang gampang bilang dan nyemangatin buat move on, tapi gak untuk orang yang melaksanakan. Am, gue gak bilang gue gak mungkin sayang sama lo. Cuma, untuk saat ini, gue rasa gue belum bisa, Am. Sekalipun lo mohon jalanin ini pelan-pelan supaya gue lupa sama Biyan pun gue gak bisa. Sorry… Lo boleh pergi kok kalau emang lo mau. Gue gak akan nahan karena gue gak mau dengan mempertahankan lo, karena gue butuh teman buat share, malah jadi nyakitin lo.”, jelas Tata panjang lebar.

“Iya, Ta gue ngerti kok. Maaf kalau lo ngerasa gue lancang buat ngungkapin perasaan gue. Gue cuma mengungkapkan apa yang gue rasa kok. Gue ngerasa nyaman sama lo. Dan gak ada salahnya kan gue ungkapin ini semua. Toh lo juga dalam keadaan seperti sekarang, yang mungkin butuh bantuan gue. Gue cuma gak pengen liat lo sedih kok, Ta. Tapi, kalau emang bukan gue orangnya, yaudah. Gak apa-apa kok.”, Aam menjelaskan dengan senyumnya yang amat tulus. Membuat Tata merasa bersalah.

***

Adriana Tata : Besok gue ke Singapore, Bi. Mau berobat kesana. Mungkin bakal lama disana. Jaga diri baik-baik ya. Kuliah yang bener, Bi. :)

Biyan Rekha Pradipta : Okey, Hun! Salam ya sama Papa&Mama. Take care juga!

***

Ilham Putra Abrian : Ta, lagi dimana? Jalan yuk!

Adriana Tata : Bandara, Am.

Ilham Putra Abrian : Mau kemana, Ta?

Adriana Tata : Spore. Maybe, for a long long time…hehe. Take care of urself, boy! :)

Ilham Putra Abrian : Ta…kok gak bilang-bilang? Mau ngapain? Kalau tau kan gue bisa anter lo kesana. Kangen deh bakal lama gak ketemu. :(

Adriana Tata : Ada deh. Hehehe

Ilham Putra Abrian : Ih gitu rahasia-rahasiaan. Jahat nih kakak Tata. Huhuhu

Adriana Tata : Hahaha

Ilham Putra Abrian : Masih gak mau ngasih tau? Yaudah deh. Take care, cantik! ;;)

Adriana Tata : Vielen Dank, Am! ;)

Ilham Putra Abrian : Echa. Mau tanya boleh gak?

Eriska Sandra M : Mau tanya apa, Am? Tentang Tata ya? Hahaha

Ilham Putra Abrian : Tentang Arin. Ya menurut lo? -.-

Eriska Sandra M : Haha kenapa?

Ilham Putra Abrian : Tata ke Spore mau ngapain sih? Perasaan gue kok gak enak ya. Kalau cuma buat liburan gak mungkin kan dia nutup-nutupin, kecuali perginya sama Biyan. Tapi gue tau gak mungkin sama Biyan, soalnya Biyan lagi UAS. Universitas swasta kan masih pada UAS.

Ilham Putra Abrian : Jangan di read doang kali, Cha.

Eriska Sandra M : Haha sorry, boss! Hm…gimana ya. Sebenernya gue gak boleh ngasih tau ini sama lo, cuma menurut gue lo emang perlu tau. Tapi tolong lo gak usah singgung ini ke Tata ya?

Ilham Putra Abrian : Iya, Cha.

Eriska Sandra M : Dia ke Spore buat berobat.

Ilham Putra Abrian : Emang Tata sakit apa?

Eriska Sandra M : Kanker.

Ilham Putra Abrian : ECHA? LO GAK BOHONG KAN?

Eriska Sandra M : Gue nyumpahin temen gue kalau gue main-main sama ucapan gue. Cuma Alhamdulillah penanganannya cepat. Udah diketahui dari pas stadium awal. Jadi, insyaAllah bisa sembuh kok. Doain aja ya, Am. o:)

Ilham Putra Abrian : Terus Biyan tau gak?

Eriska Sandra M : Ya tau. Kenapa emang?

Ilham Putra Abrian : Gak apa-apa. Kok tega sih dia udah tau orang yang sayang sama dia butuh dia, tapi malah ditinggalin.

Eriska Sandra M : Selalu ada jalan untuk bertemu kembali. Selalu ada jalan juga buat berpisah. Ya gue sih gak mau ikut campur masalah percintaan Tata. Sebagai sahabat gue dukung yang terbaik buat Tata.

Ilham Putra Abrian : Lo dukung gue dong?

Eriska Sandra M : Gue gak bilang gitu. Hahaha :p

2 bulan kemudian…

Di suatu tempat, di kawasan Kemang.

“Tata gak ngasih kabar ke lo juga, Cha?”, tanya Biyan.

“Nope…”, Echa menggelengkan kepala.

“Ke elo, Rin?”

“Gak juga. Bi, jangan mikir macem-macem deh. Gue tau yang ada di pikiran lo. Lo mikir Tata meninggal disana. Gitu? Jangan sempit!”, ucap Arin ketus.

“Gak gitu. Tapi khawatir kan ada. Dia gak ngabarin lo, gue, ataupun si Echa. BBMnya juga gak aktif. Gak berkeliaran juga di Twitter atau Facebook. Gue juga gak liat dia ngepost di Tumblrnya. Oh my God. Where are you, Hun?”, jelas Biyan kemudian menunduk pasrah.

“Giliran dia ada, lo sia-siain. Udah pergi, lo nyesel.”, tiba-tiba Aam datang.

“Lo siapa?”, tanya Biyan dengan nada tinggi.

“Hush, kita kenal dia kok, Bi. Calm down.”, sergah Echa.

“Kok lo bisa ada disini, Am?”, tanya Arin.

“Gak perlu tau. Yang pasti gue perlu ngomong sama kalian.”, ucap Aam jutek.

“Lo tau tentang Tata?”, tanya Arin penasaran.

“Cuma dia satu-satunya orang yang berhubungan sama Tata selama ini.”, timpal Echa.

“Kok lo tau kenapa gak ngasih tau, Cha?”, tanya Biyan dengan nada tinggi.

“Gue juga baru tau tadi. Aam baru BBM gue dan gue langsung suruh dia kesini biar dia aja yang jelasin. Santai, boss! Tata pun sahabat gue.”, jelas Echa.

“Yaudah sih kenapa jadi pada ribet deh. Mau gue kasih info gak sih?”, bentak Aam kesal.

“Sorry, Am. Lagi runyam emang daritadi.”, ucap Echa.

“Iya jadi gini, Tata emang selama ini gak pernah ngabarin kalian bukan bermaksud bikin kalian khawatir. Kata dia, dia cuma pengen tenang aja. Kalau dia aktifin BBM pasti bakal banyak yang nanya, itu yang jadi beban. Lagian dia gak mau tau tentang perkembangan lo, Bi. Dia mau berusaha ngebiarin lo bahagia tanpa dia. Dia juga pengen bisa bahagia tanpa lo, makanya dia juga gak online di jejaring sosial. Dia akhirnya juga cerita sama gue tentang penyakitnya. Dokter disana bilang dia bisa sembuh kalau rajin terapi. Soalnya penanganan penyakitnya juga cepat jadi masih bisa disembuhin.”, jelas Aam panjang lebar.

“Ya Allah. Padahal gue baru aja mau ngajak dia balikan.”, ucap Biyan penuh rasa sesal.

“Gak guna, Bi nyesel sekarang. Kamu kemana aja kemarin-kemarin?”

“TATA!!!”, pekik Echa, Arin, dan Biyan.

“Ta, lo baik-baik aja kan? Sehat kan? Kenapa gak kasih kabar sih, Ta? I’m so worried about you, Hun!”, ucap Echa sambil memeluk Tata dan disusul dengan Arin.

“Ta, maafin aku ya.”, ucap Biyan lemas.

“Gak ada yang salah kok. Semuanya juga udah dimaafin seiring waktu berjalan. Aku tau kenapa aku sama kamu gak bisa bersatu. Aku juga tau kesalahan aku ke kamu. Gak pernah dukung kamu karena tuntutan aku.”

“Gak gitu,” potong Biyan. “Aku terlalu stress sama tugas-tugasku. Ditambah emosi karena tuntutan kamu. Saat itu aku ngerasa kamu gak bisa ngertiin aku. Pikiran aku gak karuan. Dan aku pikir lebih baik kita putus. Tapi aku udah salah banget, Ta. Ternyata aku butuh kamu.”

“Sorry to say, Bi. Aku udah sama Aam sekarang. Aku udah coba buat jaga perasaan aku ke kamu dari semenjak kita putus, sebelum aku berangkat ke Spore, tapi nyatanya gak ada tanda apa-apa dari kamu. Malah terkesan kamu menjauh. Aku berpikir mungkin emang kamu udah gak mau sama aku. Mungkin kamu bukan buat aku. Bukan ada untuk bahagia bersama aku. Kamu butuh orang lain, bukan aku, Bi.”

“Ta…”, ucap Biyan makin lemas.

As you said before. Grow up, Hun!”, ucap Tata dengan senyumnya yang tulus. Membuat Biyan semakin menyesal.

***

See u in the next my short story! Thank u for reading! ;;)