Sunday, March 17, 2013

Tuhan, Tolong Jaga Senyumnya...

Tuhan, aku tahu kau Maha Penyeimbang. Tak akan kau beri kesedihan tanpa kebahagiaan di akhirnya. Pun sebaliknya.
Terima kasih telah memberikanku orang-orang yang selalu ada untuk sekedar bertanya ‘sudah makan?’, ‘sudah tidur?’, atau ‘sudah agak enakan sekarang?’ Pertanyaan-pertanyaan simple yang menyentuh lubuk hatiku. Pertanyaan-pertanyaan yang membuatku merasa pantas berpijak di muka bumi. Pertanyaan-pertanyaan yang perlahan membantuku terbangun dari jatuhku dan menopangku.
Terima kasih telah memberikanku orang-orang yang selalu ada untuk menenangkanku dengan doa-doa baiknya, dengan saran-saran manis, semisal 'Semua hal baik yang bisa diselesaikan, pasti akan menunggu. Jangan takut tidur.’ ketika aku mengalami somniphobia.
Terima kasih telah memberikanku petunjuk kepada siapa aku harus berbagi, petunjuk orang-orang yang benar-benar peduli bukan sekedar ingin tau lalu pergi.
Terima kasih, Tuhan. It’s such a great thing to have friends like @asndys, @mutiaamalia, @bchastity, and @peybunga. I love them. So much.


Tuhan, jaga mereka. Jaga senyumnya agar selalu ada di wajahnya. Atas segala yang mereka beri supaya aku tetap tersenyum. Terima kasih.


Friday, March 15, 2013

Semoga Sadarmu Tepat Waktu


Kurasa kau perlu tau, meski mungkin kau tak memerdulikan, yang terpenting aku telah memberitahukanmu. Mungkin suatu saat kau akan tersadar atau tetiba teringat padaku. Jadi, tak ada salahnya aku memberi tahumu. Supaya seperti yang kubilang tadi, mungkin suatu saat kau teringat padaku.
Kamu, aku (pernah) menyayangimu dengan sebegitunya. Bacalah kata dalam kurung itu, jika saat kau membaca ini kau sudah bersama yang lain. Supaya aku tak membebanimu untuk memilih.
Aku bahkan lupa rasanya sakit ketika aku disakiti dengan tidak sadar olehmu. Karena sebegitu sayangnya aku padamu. Sayang ini mengalahkan segalanya, bahkan rasa sakit yang kau buat.
Aku berusaha tak memerdulikanmu. Namun, ketika itu terjadi penyesalan yang justru datang. Aku tetap ingin tau tentangmu, meski dari orang lain. Cukup. Asal aku tau tentangmu, di saat mungkin kau tak ingin tau tentangku. Tak apa. Sebegitu sayangnya aku.
Sabar ini berbatas, Kamu. Aku menyesali kau yang melunjak dengan toleransi yang kuberikan. Andai kau tak seperti itu, mungkin Kita masih bersama sekarang.
Kamu, aku hanya ingin kau tau bahwa aku menyayangimu sebegitunya. Meskipun kau tak pernah menyadarinya.
Harapku, semoga sadarmu tepat waktu.