Hai, kamu yang
terlalu percaya bahwa aku (pernah) mencintaimu.
Apa kabar? Baik? Bagaimana
kehidupanmu sekarang? Lebih baik bukan setelah lama memutuskan hubungan
denganku? Ah, dengan orang-orang di sekitar kita kau dan aku juga, bukan? Apa kabar wanita yang kau banggakan? Baik? Bagaimana
hubunganmu dengannya? Baik kan? Kuharap begitu, supaya tak ada lagi daftar nama
wanita yang mencemburui aku tanpa sebab.
Kuingat beberapa
tahun lalu kita aku dan kau pernah dekat, saat itu aku masih mempunyai kekasih. Yang sangat kusayang tanpa kusadari bahwa aku
tak bisa hidup tanpanya. Perlu kuingatkan namanya? Iya, Reza Husein Alattas. Berperawakan
tinggi, blesteran Arab-Spanyol-Sunda, yang selalu menatapmu dengan tatapan dingin.
Bukan, dia bukan cemburu tanpa sebab seperti wanita yang kau puja. Sebab, dia tau kau punya rasa padaku.
Kau datang di saat
yang tepat. Berterima kasih pada waktu karena sempat mendekatkan kau dan aku. Bukan mauku, kau jangan
tinggi hati. Sebab kubilang, aku mencintai lelakiku. Camkan itu! Kau mencintaiku saat aku merasa lelakiku tak mencintaiku secakap kau
mencintaiku. Berterimakasihlah pada pikiran negatifku karenanya kau jadi tinggi
hati menganggapku juga mencintaimu. Tidak. Tidak pernah. Dan atas izin Tuhan,
tidak akan.
Apa yang aku dan kau
lakukan murni karena khilaf. Tanpa dasar saling mencinta sebab hanya kau yang
merasakannya. Aku menciummu yang kubayangkan lelakiku. Aku bersandar pada
bahumu yang kupikirkan lelakiku. Aku rela dipelukmu yang kurasakan hangat tubuh
lelakiku. Kau bilang aku murahan? Beri tahu saja pada dunia! Memang mereka peduli? Kau
hanya akan mendapat cemooh sebab kau terlalu bodoh!
Tak perlu kau
siksa aku dengan caci makimu tentangku. Tak akan mempan. Ditinggalkan oleh
lelakiku sudah cukup menjadi cambuk. Iya, aku dan Reza sudah tak bersama.
Jangan tinggi hati dulu. Bukan kau alasannya. Tak ada kau terselip dalam tiap
alasan aku dengannya
berpisah. Kusebut ini karma karena telah menyia-nyiakannya. Tiga kali aku punya
pendamping lain belum ada yang bisa menggantikan posisinya. Dia terlalu sempurna
dan sangat jauh denganmu; bagai
langit dan bumi. Jadi, jangan
tinggi hati bahwa kau bisa menggantikan posisinya. Tidak sama sekali.
Sudah jelas kah
semua penjelasan dariku tentang kita aku dan kau dulu? Sampaikan pada kekasihmu, dulu kau bertepuk sebelah tangan. Jangan lagi
merasa aku berharap pada dirimu atau kau yang kuingat tiap aku bicara tentang
masa laluku. Masa laluku bukan cuma satu, tetapi tentu bukan
kamu.
Semoga kau dan dia
diberkati Tuhan atas aku yang selalu dipaksa masuk dalam permasalahan kalian.
Sekian...
Dariku, yang terlalu lelah dicemburui tanpa sebab.
Ini kisah nyata atau fiksi? Karena cukup detail.
ReplyDeleteKarakter penulisannya bagus. Mudah dibaca dan dimengerti.
Setiap aku nulis, pasti ada unsur emosi dari diriku sendiri sih. Boleh lah dibilang based on true story. :D
ReplyDeleteThank you anyway! :D
Serius cara meluapkannya keren!
ReplyDeleteTerima kasih ya. :)
ReplyDeleteKeren kakak :) feel nya kena banget :')
ReplyDeleteMakasih ya udah baca. :D
ReplyDeleteSering sering bikin kayak gini dong kak hehe bagus banget cerita sama bahasanya kak
ReplyDeleteWill do. Thank you for your appreciation, ya! <3
Deleteshare ke temen temen temen kalian,musuh juga boleh siii,,, apalagi yang ono!hahaha,,,luv kak!!! apik tenann!!
ReplyDeleteLol. Thanks for your kind comment!
DeleteLove kak
ReplyDeleteSeriously ini 2012 Kak? Bahasa ny udah se keren itu.. Keren keren.. :))
ReplyDeleteHihi terima kasih komentar baiknya! <3
DeleteAku syukaaa, MasyaaAllah Tabarakallah kak ❤️
ReplyDeleteAlhamdulillah. <3
DeleteKenapa sama kayak kisah sma ku dulu hmmm😢 ❤️ suka sama tulisan" mu kak irin di instagram di Twitter selalu ada hal"baru yg aku dapet dari kamu kak ❤️❤️ terus berkarya kak irin 💕
ReplyDeleteSemua pasti pernah mengalami, kok. Hehe. Terima kasih, ya. :)
Delete