Monday, April 16, 2012

Sampaikan pada Kekasihmu, Dulu Kau Bertepuk Sebelah Tangan...

Hai, kamu yang terlalu percaya bahwa aku (pernah) mencintaimu.
Apa kabar? Baik? Bagaimana kehidupanmu sekarang? Lebih baik bukan setelah lama memutuskan hubungan denganku? Ah, dengan orang-orang di sekitar kita kau dan aku juga, bukan? Apa kabar wanita yang kau banggakan? Baik? Bagaimana hubunganmu dengannya? Baik kan? Kuharap begitu, supaya tak ada lagi daftar nama wanita yang mencemburui aku tanpa sebab.
Kuingat beberapa tahun lalu kita aku dan kau pernah dekat, saat itu aku masih mempunyai kekasih. Yang sangat kusayang tanpa kusadari bahwa aku tak bisa hidup tanpanya. Perlu kuingatkan namanya? Iya, Reza Husein Alattas. Berperawakan tinggi, blesteran Arab-Spanyol-Sunda, yang selalu menatapmu dengan tatapan dingin. Bukan, dia bukan cemburu tanpa sebab seperti wanita yang kau puja. Sebab, dia tau kau punya rasa padaku.
Kau datang di saat yang tepat. Berterima kasih pada waktu karena sempat mendekatkan kau dan aku. Bukan mauku, kau jangan tinggi hati. Sebab kubilang, aku mencintai lelakiku. Camkan itu! Kau mencintaiku saat aku merasa lelakiku tak mencintaiku secakap kau mencintaiku. Berterimakasihlah pada pikiran negatifku karenanya kau jadi tinggi hati menganggapku juga mencintaimu. Tidak. Tidak pernah. Dan atas izin Tuhan, tidak akan.
Apa yang aku dan kau lakukan murni karena khilaf. Tanpa dasar saling mencinta sebab hanya kau yang merasakannya. Aku menciummu yang kubayangkan lelakiku. Aku bersandar pada bahumu yang kupikirkan lelakiku. Aku rela dipelukmu yang kurasakan hangat tubuh lelakiku. Kau bilang aku murahan? Beri tahu saja pada dunia! Memang mereka peduli? Kau hanya akan mendapat cemooh sebab kau terlalu bodoh!
Tak perlu kau siksa aku dengan caci makimu tentangku. Tak akan mempan. Ditinggalkan oleh lelakiku sudah cukup menjadi cambuk. Iya, aku dan Reza sudah tak bersama. Jangan tinggi hati dulu. Bukan kau alasannya. Tak ada kau terselip dalam tiap alasan aku dengannya berpisah. Kusebut ini karma karena telah menyia-nyiakannya. Tiga kali aku punya pendamping lain belum ada yang bisa menggantikan posisinya. Dia terlalu sempurna dan sangat jauh denganmu; bagai langit dan bumi. Jadi, jangan tinggi hati bahwa kau bisa menggantikan posisinya. Tidak sama sekali.
Sudah jelas kah semua penjelasan dariku tentang kita aku dan kau dulu? Sampaikan pada kekasihmu, dulu kau bertepuk sebelah tangan. Jangan lagi merasa aku berharap pada dirimu atau kau yang kuingat tiap aku bicara tentang masa laluku. Masa laluku bukan cuma satu, tetapi tentu bukan kamu.
Semoga kau dan dia diberkati Tuhan atas aku yang selalu dipaksa masuk dalam permasalahan kalian. Sekian...
Dariku, yang terlalu lelah dicemburui tanpa sebab.

17 comments:

  1. Ini kisah nyata atau fiksi? Karena cukup detail.

    Karakter penulisannya bagus. Mudah dibaca dan dimengerti.

    ReplyDelete
  2. Setiap aku nulis, pasti ada unsur emosi dari diriku sendiri sih. Boleh lah dibilang based on true story. :D
    Thank you anyway! :D

    ReplyDelete
  3. Sering sering bikin kayak gini dong kak hehe bagus banget cerita sama bahasanya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Will do. Thank you for your appreciation, ya! <3

      Delete
  4. share ke temen temen temen kalian,musuh juga boleh siii,,, apalagi yang ono!hahaha,,,luv kak!!! apik tenann!!

    ReplyDelete
  5. Seriously ini 2012 Kak? Bahasa ny udah se keren itu.. Keren keren.. :))

    ReplyDelete
  6. Aku syukaaa, MasyaaAllah Tabarakallah kak ❤️

    ReplyDelete
  7. Kenapa sama kayak kisah sma ku dulu hmmm😢 ❤️ suka sama tulisan" mu kak irin di instagram di Twitter selalu ada hal"baru yg aku dapet dari kamu kak ❤️❤️ terus berkarya kak irin 💕

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua pasti pernah mengalami, kok. Hehe. Terima kasih, ya. :)

      Delete